Sebagian besar dari Anda tentu sudah tidak asing dengan alat crane konstruksi bangunan. Pasalnya alat berat yang satu ini sering dijumpai pada area konstruksi. Fungsi utamanya yaitu untuk mengangkat atau memindahkan material berat yang tidak bisa diangkat jika hanya mengandalkan tenaga manusia.
Biasanya perusahaan konstruksi di Jakarta selalu menggunakan crane dalam proyek-proyek mereka untuk mempermudah dan mempercepat kinerja. Selain perusahaan konstruksi, sektor lain yang banyak memanfaatkan crane dalam proses kerja mereka yaitu perusahaan pembuat kapal.
Apa Itu Crane?
Crane adalah alat berat yang sering digunakan dalam konstruksi bangunan untuk memindahkan dan mengangkat material berat maupun komponen struktural dalam proses pembangunan. Crane biasanya memiliki struktur yang tinggi dengan lengan berukuran panjang lengkap dengan rantai atau kabel pengangkat yang sangat kuat.
Tipe-Tipe Crane
Umumnya ada dua tipe crane yang paling banyak digunakan yaitu statistik crane dan mobile crane. Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai perbedaan dari kedua tipe crane tersebut.
1. Statistic Crane
Alat crane konstruksi bangunan yang pertama adalah tipe statistic. Crane tipe ini merupakan crane dengan struktur permanen maupun semi permanen yang ditanam ke dalam tanah atau bangunan. Statistik crane hanya bisa bergerak pada jalur khusus yang sudah ditetapkan.
Statistik crane terbagi lagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan sistem yang digunakan yaitu tower crane, overhead crane, level luffing crane, dan lain sebagainya.
2. Mobile Crane
Tipe yang kedua yaitu ada mobile crane. Sesuai dengan namanya, mobile crane jauh lebih fleksibel karena bisa berpindah-pindah tempat. Crane bisa lebih mudah bergerak karena dipasangi roda atau tapak. Pemasangan roda bertujuan agar memudahkan crane bergerak supaya bisa menyesuaikan dengan lokasi kerja.
Berbeda jauh dengan statistik crane yang memiliki pergerakan terbatas karena hanya bisa bergerak di jalur khusus, mobile crane memiliki pergerakan yang tidak terbatas. Beberapa contoh mobile crane antara lain adalah rough terrain crane, crawler crane, dan carry deck crane.
Komponen Dasar Crane
Crane terbentuk atas beberapa komponen dasar dengan fungsi yang tidak sama. Berikut ini adalah komponen-komponen yang ada di dalam alat crane konstruksi bangunan.
1. Boom
Boom merupakan bagian crane yang paling menonjol, karena bentuknya mirip dengan lengan berukuran panjang. Fungsi utama dari boom yaitu untuk memindahkan, mengangkat, dan memposisikan material.
2. Counterweights
Counterweights berguna untuk menyeimbangkan beban yang ada di depan ketika posisi crane sedang mengangkat material. Biasanya derek memiliki penyeimbang yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Hook
Hook atau pengait berfungsi untuk mendekatkan beban menuju crane. Biasanya hook dilengkapi dengan kait pengaman supaya material tidak lepas ketika dalam perjalanan. Hook terbuat dari besi tempa atau baja karena memang tugasnya yang cukup berat.
4. Jib
Jib merupakan struktur berbentuk kisi yang ada di bagian ujung boom. Penggunaan jib bisa berguna untuk mengurangi berat yang ditambahkan ke depan boom. Ada beberapa jenis crane yang memasangkan jib pada ujung boom supaya memudahkan kinerja crane dalam memindah dan mengangkat material.
5. Outriggers
Outriggers berguna untuk mendistribusikan beban crane pada area yang lebih luas supaya crane tidak terbalik. Jadi fungsi utama dari outriggers adalah memberikan dukungan tambahan.
Jenis-Jenis Crane
Setelah mengetahui dua tipe crane beserta komponen penyusunnya, selanjutnya kita akan membahas mengenai jenis-jenis crane. Sebenarnya di dunia ini ada lebih dari 10 jenis crane, akan tetapi pada pembahasan kali ini kami akan membahas jenis crane yang paling banyak digunakan.
1. Hammerhead Crane
Alat crane konstruksi bangunan jenis hammerhead crane memiliki penopang yang bisa berputar sampai 360° secara horizontal. Perputaran hanya bisa dilakukan di sekitar tiang pada tingkat yang konstan dengan struktur mirip huruf L terbalik.
Cara kerja hammerhead crane cukup unik, karena troli memindahkan beban secara horizontal pada sepanjang jib tanpa harus mengubah levelnya. Orang sering menyebut crane jenis ini sebagai derek menara A-frame, flat top crane, atau topless crane.
Hammerhead crane memiliki kapasitas yang cukup besar yaitu sekitar 32 ton, 40 ton, atau bahkan ada juga yang memiliki kapasitas sampai 50 ton. Jadi bukan sesuatu yang mengherankan jika crane jenis ini banyak ditemui pada proyek-proyek besar.
2. Luffing Tower Crane
Alat berat konstruksi bangunan seperti crane memang sangat membantu pekerjaan, akan tetapi semakin besar kapasitas yang dimiliki maka biaya operasionalnya juga akan semakin tinggi. Sama halnya seperti self erecting tower crane yang memiliki kapasitas jauh lebih besar dari hammerhead crane, namun biaya operasionalnya juga lebih besar.
Jika dilihat sekilas, desainnya memang mirip hammerhead crane akan tetapi self erecting tower crane dilengkapi kisi-kisi serta bisa melakukan gerakan luffing atau gerakan naik turun. Karena adanya mobilitas jib tambahan, self erecting tower crane memiliki kapasitas yang cukup besar.
3. Self Erecting Tower Crane
Alat crane konstruksi bangunan yang satu ini mampu berdiri sendiri karena memiliki penopang dan tiang horizontal yang dipasang pada pemberat serta memiliki kemampuan melipat atau membuka untuk mempermudah proses pembongkaran dan pemasangan di lokasi proyek.
Jika dibandingkan dengan kedua jenis crane sebelumnya, self erecting tower crane memiliki bobot yang jauh lebih ringan sehingga mudah dibawa dan diangkut ke lokasi proyek. Namun kekurangan yang dimiliki oleh self erecting tower crane yaitu kapasitas maksimal beban yang bisa diangkut atau dipindahkan jauh lebih rendah.
Self erecting tower crane paling cocok digunakan pada area proyek atau konstruksi yang membutuhkan kesesuaian yang cukup ketat antara bangunan. Self erecting tower crane juga sangat cocok untuk konstruksi yang sering melakukan ereksi, pembongkaran dan pengangkutan alat-alat.
Perlu Anda ketahui bahwa pengoprasian alat crane konstruksi bangunan membutuhkan keahlian dan pelatihan khusus. Operator crane harus memahami prinsip-prinsip kerja crane dan mematuhi peraturan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan selama bekerja.